Jumat, 02 November 2012

Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka

Kesadaran akan pentingnya “back to nature” memang sering hadir dalam produk yang  kita gunakan sehari-hari. Saat ini contohnya kita bisa melihat banyak masyarakat yang kembali ke pengobatan herbal. Banyak ramuan-ramuan obat tradisional yang secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa pengobatan herbal tidak memiliki efek samping.
Anggapan itu tidaklah benar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu zat aktif pada bagian tanaman berbeda-beda, misalnya saja Mahkota dewa, yang dijadikan obat adalah daging buahnya, namun jika biji kulit ikut tercampur bisa mengakibatkan pusing, mual, dan muntah. Selain itu waktu penggunaan misalnya Cabe jawa, bisa memperkuat rahim ibu hamil di awal-awal kehamilan, tapi kalau diminum di trisemester terakhir akan mempersulit proses kelahiran. Dan masih banyak lagi seperti kadar air, serta kadar jamur pada simplisia (bahan alam yang digunakan sebagai obat, tetapi belum mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan).
Penggolongan obat  herbal di Indonesia ada 3 jenis yaitu;
A.    Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. 

Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:
  • Aman
  • Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
  • Memenuhi persyaratan mutu.
Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini memiliki kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung Curcuma domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan yang terkandung dalam ProRhoid adalah Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling banyak, kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica (pegagan). ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir.
    Simbol Jamu dan Contoh Produk Jamu di Pasaran


    B.     Obat Herbal Terstandar
    Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. 
    Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
    Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain
    • Aman
    • Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-klinik
    • Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
    • Memenuhi persyaratan mutu

    Hingga saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang sudah bisa diresepkan oleh dokter khusus yang memiliki kompetensi. Dari 38 OHT tersebut, 6 diantaranya sudah fitofarmaka (lulus uji klinis pada manusia) yang bisa disetarakan pemanfaatannya dengan obat kimia moderen. Menurut dr Abidinsyah, 38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk ke layanan kesehatan karena sudah lulus uji pra klinik dan uji klinik, tapi tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus bisa membedakan mana kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif. 

    Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis obat tradisional yang tengah disaintifikasi dan diteliti di 60 puskesmas, yaitu obat untuk anti hipertensi (tekanan darah tinggi), anti kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti hiperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik (kadar gula darah tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®, lelap®, kiranti®, dll.
Simbol Obat Herbal Terstandar dan Produknya diIndonesia
C.    Fitofarmaka
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.
Syarat fitofarmaka yang lain adalah:
  • Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
  • Menggunakan bahan baku terstandar
  • Memenuhi persyaratan mutu
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena :
  •  Proses pembuatannya yang telah terstandar,
  • Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat
  •  ilmiah
  • Protokol uji yang telah disetujui,
  • Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,
  • Memenuhi prinsip etika,
  • Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. 
Saat ini di Indonesia baru terdapat 6 fitofarmaka yaitu;
1. Nodiar® Kimia Farma, fitofarmaka diare
2. X-Gra ® Phapros, fitofarmaka lemah syahwat
3. Stimuno ® Dexa Medica, fitofarmaka modulator imun 
4. Tensigard ® Phapros, fitofarmaka hipertensi
5. Rheumaneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik
6. Diabmeneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes 

Simbol Fitofarmaka dan  Produk Fitofarmaka di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Ada 38 herbal yang bisa diresepkan dokter Indonesia.http://www.herbal.web.id

Rittrum center Cilacap, FITOFARMAKA 1 (Phytopharmaca/Phytopharmacy) (Clinical based herbal medicine).http://kendhilkencana.blogspot.com

Sarmoko. 2010. Jamu, Obat Herbal Terstandar (Oht) Dan Fitofarmaka.  http://jamupdf.com//

Sukandar, Elin Yulinah. 2009.  Tren Dan Paradigma Dunia Farmasi Industri-Klinik-Teknologi Kesehatan. Bandung : Departemen Farmasi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung.

Suryana. 2011. Penggolongan Obat Tradisional. http:// penggolongan-obat-tradisional.html// akses 13 oktober 2011